Thursday, April 2, 2015

Problema Penerjemahan

Proses penerjemahan bukanlah pekerjaan mudah karena menerjemah bukan hanya mengalih-bahasa, akan tetapi perlu adanya kesamaan makna dan akurasi yang tepat dari bahasa asal dengan bahasa target. Seperti halnya sosok Fahri dalam novel Ayat-Ayat Cinta karangan kang Abik, Fahri bekerja sebagai penerjemah kitab literatur Arab ciptaan para ulama' tempo dulu, walaupun sering dicibir teman-temannya seperti "penerjemah itu seperti alat alih bahasa", namun ia tidak peduli. Baginya, pekerjaan menerjemah adalah pekerjaan yang mengasyikkan, kita dapat memahami lebih dalam akan suatu bahasan yang bahkan tidak akan didapat ketika hanya membaca. Menerjemah berarti menyamakan ide sang penulis dengan penerjemah yang seakan-akan sang penulis berbicara melalui tulisan yang sedang digarap. Sungguh mengasyikkan sekali, ketika rangkaian kata itu dibaca berulang, difahami secara utuh baru diterjemahkan. Secara tak sadar, penerjemah menerka apa maksud penulis dari tiap kata-kata bahkan seolah-olah kita menjadi sang penulis, merasakan bagaimana "rasa" menulis sebenarnya. Sungguh mengasyikkan.
Proses penerjemahan bukanlah pekerjaan mudah karena menerjemah bukan sekedar punya kosa-kata dan faham tata-bahasa, akan tetapi tiap disiplin ilmu memiliki kekhasan sendiri dan mempunyai diksi spesifik. Contoh: Kimia, exposure berarti paparan. Biology, apoptosis berarti perombakan sel. Teologi, sect berati aliran. Begitulah, penerjemahan tak semudah mengalih-bahasa.
Walaupun proses penerjemahan bukanlah pekerjaan mudah, bukan berarti tak mungkin karena kami ada untuk anda.